Rosan Sebut Cadangan Nikel RI Terbesar Dunia, Bisa Kuasai Industri EV Global

3 days ago 7
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengatakan Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber produksi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

"Kita bicara di EV Battery, nikel kita punya reserve (cadangan) nomor satu terbesar di dunia selain kobalt dan mangan," kata Rosan dalam detikcom Leaders Forum 'Menuju Indonesia Hijau: Inovasi Energi dan Sumber Daya Manusia,' di Hotel St. Regis, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).

Menurutnya pemanfaatan cadangan nikel untuk produksi kendaraan listrik ini menjadi sangat penting mengingat kebutuhan masyarakat global terhadap kendaraan listrik terus meningkat setiap tahunnya. Belum lagi, kebutuhan ini akan semakin meningkat karena sejumlah kota besar di dunia sudah berkomitmen untuk melarang penggunaan kendaraan berbasis BBM pada 2030 mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak kota di negara-negara besar itu sudah menyampaikan pada 2030 tidak akan menggunakan kendaraan dengan berbasis fossil fuel atau berbasis bensin maupun yang lain-lainnya kecuali tetap clean energy," ucap Rosan.

Rosan mengatakan kondisi peningkatan kebutuhan masyarakat akan kendaraan listrik ini juga berlaku di Indonesia. Dalam hal ini, total populasi EV Tanah Air sudah mencapai 116 ribu unit pada 2023 kemarin atau meningkat 179% dari tahun 2022.

"Kebutuhan akan kendaraan listrik di dunia ini makin lama makin meningkat. Nah saya lihat, dapatkan laporan juga bahwa permintaan kendaraan listrik di Indonesia saja itu meningkat 179% dari tahun 2022 ke tahun 2023," jelasnya.

Untuk itu, Rosan berpendapat pemerintah perlu menyiapkan berbagai regulasi dan insentif terkait untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik di RI. Dengan begitu Indonesia dapat menjadi salah satu pemain utama di pasar baterai listrik global.

"Jadi arahnya sudah ke situ, demand-nya seperti itu. Kita mempunyai potensi yang sangat besar, sekarang bagaimana kita mengutilisasi, mempergunakan potensi ini menjadi suatu implementasi," terang Rosan.

"Ya tentunya dibutuhkan suatu, kembali lagi, kebijakan yang benar bagaimana kita bisa menjadi salah satu pusat untuk pengembangan EV battery ini," pungkasnya.

(fdl/fdl)

Read Entire Article