Jangan Sembarangan! Waspadai Pemicu Cedera saat Lari yang Sering Dialami Pemula

1 week ago 5
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Olahraga lari dalam beberapa waktu terakhir menjadi sebuah tren yang banyak dilakukan. Selain mudah untuk dilakukan, berlari memang menjadi salah satu alternatif olahraga murah untuk menjaga kesehatan.

Namun, di balik manfaat lari yang sesang nge-tren, nyatanya risiko cedera bisa menghantui pelari, khususnya para pemula. Seringkali karena hanya mengikuti tren dan tanpa persiapan baik, lari yang dilakukan justru menyebabkan cedera.

Spesialis kedokteran olahraga dr Andhika Raspati, SpKO menjelaskan cedera pada pelari pemula paling sering diakibatkan oleh overused injury. Kondisi ini terjadi akibat penggunaan berlebihan dan berulang pada anggota tubuh yang belum siap untuk olahraga intensitas tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lari itu yang paling banyak kejadian adalah overused injury. Jadi cedera yang terjadi akibat beban latihan yang repetitif berulang, sebelum dia ready. Jadi, kita sebut dengan too much and too soon," kata dr Andhika ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Jumat (6/9/2024).

"Dia melakukan latihan dengan load yang terlalu tinggi dibandingkan kesiapan dan kapasitas dia. Itu yang bikin cedera sebenarnya," sambungnya.

dr Andhika tidak menampik bahwa jenis sepatu, teknik, hingga gait atau pola kaki melangkah juga dapat berpengaruh pada risiko cedera pelari pemula. Namun, menurutnya menyesuaikan intensitas lari dengan kesadaran akan kemampuan berlari sendiri menurutnya jauh lebih penting.

Kesadaran kapasitas diri inilah yang seringkali tidak diperhatikan dengan baik, sehingga dapat meningkatkan risiko cedera ketika berlari.

Lantas apa yang bisa dilakukan pelari pemula? dr Andhika menekankan bahwa intensitas lari harus disesuaikan dengan kemampuan diri masing-masing. Atur jarak yang mampu dilakukan dan tingkatkan secara perlahan dalam menu latihan.

Penting untuk pelari pemula tidak buru-buru meningkatkan kecepatan atau jarak lari. Pilihlah intensitas yang lebih rendah, baik dari segi durasi, kecepatan, atau jarak agar tubuh bisa beradaptasi secara bertahap.

"Latihannya mesti tahu diri. Kalau misalnya memang baru mulai, jangan mau sama kayak orang yang udah latihan bertahun-tahun. Kalau memang baru lari, ya jangan buru-buru ikutan full marathon, coba 5K dulu lah," sambungnya.

dr Andhika juga mengingatkan pentingnya menyertakan hari istirahat. Terkadang pelari pemula masih terlalu bersemangat untuk lari setiap hari, padahal tubuh juga memerlukan waktu untuk pulih setelah berolahraga.

Sisipkan waktu istirahat atau latihan ringan agar otot bisa terhindar dari cedera dan punya kesempatan untuk renegerasi.


(avk/up)

Read Entire Article