
Fauzan Maulana (19 tahun), pemuda asal Kecamatan Cicalengka, Kabupatan Bandung, meminta bantuan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) gara-gara sandal barunya tersangkut di betis, Kamis malam (23/5).
Kepala Bidang Rescue Disdamkar Kabupaten Bandung, Supriadi, mengatakan kejadian bermula ketika Fauzan selesai menjemput pacarnya di Bandung dan berboncengan motor menuju Cicalengka.
“Pas nyampe di sekitar Bunderan Cibiru, katanya mau jatuh. Terus kaki kanannya nahan ke jalan, tapi sandalnya licin jadi masuk ke area betis,” kata Supriadi saat dikonfirmasi, Jumat (23/5).
Saat sandalnya susah dilepas, Fauzan langsung menuju Pos Damkar Cicalengka untuk meminta pertolongan.
Sandal Jangan Dipotong karena Masih Baru
Petugas yang berjaga sempat menyarankan untuk memotong sandal yang terbuat dari bahan karet itu, namun Fauzan menolak dengan alasan sandal tersebut baru dibelinya.
“Si aa-nya menolak katanya sandalnya baru beli,” katanya.
Lantaran tidak mau dipotong, petugas akhirnya menggunakan sabun cuci piring untuk melicinkan area betis dan berhasil mengeluarkan sendal tersebut.
“Terus 10 menit kemudian bisa terlepas,” kata Supriadi.

Supriadi menjelaskan, peristiwa unik ini menjadi contoh betapa peran petugas Damkar kini semakin luas di tengah masyarakat.
Tak hanya menangani kebakaran, mereka juga kerap diminta membantu berbagai situasi darurat lainnya, seperti melepas cincin yang menyangkut, membuka gembok yang rusak, hingga membantu warga yang terkunci di dalam kendaraan.
“Alhamdulilah sekarang banyak masyarakat yang percaya ke damkar. Jadi masyarakat sekarang kalau ada pertolongan pertama tuh bukan ke keluarga, saudara, atau yang lainnya, malah menghubungi damkar,” ujar Supriadi.
Ia menambahkan bahwa saat ini ada semacam guyonan di masyarakat terkait tupoksinya lantaran semakin meluas.
“Kita itu sekarang tugasnya jadi apa pun aja, apa yang kita bisa, yuk lah kita lakukan. Walaupun sebenarnya kita juga ada keterbatasan, tapi kalau sudah ada orang datang ke kantor, terus ada laporan masuk, ya masa kita diamkan, langsung aja kita tangani,” ungkapnya.
“Ada guyonan di masyarakat, dulu mah kalau ada masalah ke Pegadaian, sekarang mah kalau ada masalah banyak yang lapor ke Damkar,” sambungnya.