
Seorang pasien, Gabriel Sineleyan, meninggal dunia usai dirawat hampir selama dua bulan di RSUP Prof R D Kandou Manado karena tidak mendapatkan penanganan maksimal akibat minimnya alat medis.
Hal tersebut diceritakan oleh keluarga pasien, Rocky Lumitang. Ia menyebutkan, selama dua bulan dirawat, pihak rumah sakit seolah tak ada upaya untuk melakukan tindakan operasi, padahal pasien sudah dalam kondisi yang sangat parah.
Saat ditanyakan soal tindakan operasi kepada pihak rumah sakit, keluarga Rocky selalu mendapatkan jawaban tentang kerusakan alat tersebut dan belum bisa diperbaiki.
Kekurangan alat medis ini menuai sorotan dari Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Ia mengatakan, akan melengkapi peralatan medis di rumah sakit tersebut dan ditargetkan rampung pada tahun 2027.
“Semua alat-alat akan kita lengkapi dari tahun ini hingga 2027,” kata Budi Gunadi Sadikin di RSHS Bandung, Jawa Barat, Selasa (10/6).
Tanggapan Rumah Sakit
Sementara itu, Manajer Humas RSUP Prof Kandou, Ruslianto Urendeng, membenarkan keterangan mengenai kerusakan alat medis yang terjadi. Dijelaskan, pihak rumah sakit telah menyampaikan kondisi tersebut kepada pihak keluarga pasien
“Tim humas sudah melakukan komunikasi dan edukasi kepada pihak keluarga pasien soal kendala yang terjadi,” kata Ruslianto, Kamis (5/6).
Ia menjelaskan, pihak rumah sakit juga telah berupaya maksimal untuk kembali memperbaiki kerusakan alat, sehingga tindakan medis yang diperlukan pasien dapat segera dilakukan.
Menurutnya, berdasarkan upaya yang dilakukan rumah sakit, pada Kamis siang hari, alat tersebut sudah bisa digunakan, dan pihak rumah sakit juga telah mengkonfirmasi kepada pihak keluarga.
“Hari ini pukul 14.30 Wita, alat medis sudah diperbaiki dan telah tiba di RSUP Prof Kandou,” ujarnya.